Seorang pembaca bisa saja lebih "fasih" dalam mengkaji objek (penelitian)-nya dari pada si empunya (baca: pengarangnya).

Seorang Anak dan Seekor Ular Besar



Ada suatu kisah simbolik yang dikutip dari imam al-Ghazali ra:

"Syahdan, ada seorang kaya-raya yang memiliki putra yang sangat dia cintai. Kecintaan terhadap putranya begitu mendalam sehingga sang ayah membuatkan untuknya sebuah istana megah yang dikelilingi oleh taman-taman indah yang dihiasi berbagai macam tumbuhan, pepohonan, dan kembang. Sang ayah berwasiat kepada anaknya agar sepeninggalnya nanti, tanaman dan pepohonan itu harus selalu tumbuh subur di sekeliling istananya dan jangan pernah dicabut. Hari demi hari berlalu hingga pada suatu ketika
sang anak berpikir untuk menanam lagi aneka kembang baru yang belum tumbuh di sekeliling taman huniannya agar aromanya dapat mengalahkan aroma beberapa pohon yang diwasiatkan ayahnya untuk tidak ditebang. Ketika sang anak berkesimpulan bahwa, --wasiat ayahku agar aku selalu menjaga pepohonan pada taman istanaku itu hanyalah disebabkan karena ia memiliki aroma yang segar. Tetapi, jika aroma bunga-bunga lain telah begitu mendominasi sehingga mengalahkan aroma tumbuhan yang ditanam ayah, maka tidak ada lagi alasan untuk melestarikan tanaman wasiat ayahku itu."

"Akhirnya, ia memutuskan untuk mencabut pepohonan pada taman istananya dan membuangnya ke tempat yang jauh. Tak lama kemudian, muncullah seekor ular besar dari sebuah lubang disekitar istana yang merayap ke arah sang anak untuk memangsanya. Sang anak berusaha melawan serangan ular itu dengan susah payah hingga pada akhirnya ia berhasil membunuhnya. Ketika itu san anak menyadari bahwa sebenarnya wasiat ayahnya itu memiliki dua tujuan, yang salah satunya dia ketahui dan satunya lagi tidak. Ia tahu bahwa tanaman dan kembang memilki aroma harum yang menyegarkan, tetapi dia tidak mengetahui bahwa pohon yang ditebangnya memilki aroma yang dapat mencegah datangnya ular. Hal itu diluar dugaannya."

___________________
M. Quraish Shihab, Logika Agama hal.129-130, Jakarta: Lentera Hati: 2005.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ar Yu ReDEY..?!