Kemajuan ilmu hayat (biologi) yang dinilai paling spektakuler oleh banyak kalangan adalah ditemukannya suatu bahan penentu sifat bawaan organisme pada tahun 1950-an oleh Watson dan Crick yang disebut DNA (deoxyribonucleicacid). Pada perkembangan sebelumnya, penelitian yang dilakukan para biolog hanya berhenti pada sel sebagai satuan terkecil dari suatu organisme. Tetapi sejak penemuan DNA dan molekul sejenisnya horizon penelitian biologi menjadi semakin luas dan hampir tidak terbatas. Maka sejak itu era biologi molekuler dimulai, dan bidang inilah yang kemudian hari melibatkan banyak disiplin ilmu seperti biokimia/kimia, teknik kimia, farmasi, kedokteran/kedokteran hewan, dan lainnya.
Dewasa ini, riset bioloogi yang dilakukan menghabiskan banyak dana hingga trilyunan rupiah. Banyaknya dana yang diperlukan dalam penelitian karena obyek telaah biologi menyangkut sesuatu yang hidup (organisme) dan persentuhannya dengan etika mempunyai pengaruh yang sangat besar dampaknya ditinjau dari perkembangan lingkungan sosial yang semakin majemuk dan dinamis. Contoh yang paling mutakhir adalah keberhasilan kloning terhadap domba yang bernama Dolly (juga terhadap kera) yang lahir dari laboratorium Ian Wilmut, Roslin Institute di Skotlandia. Kloning adalah bagian dari rekayasa genetika yang berupa suatu proses reproduksi aseksual, atau dalam pengertian populer dikenal semacam fotokopi organisme. Contoh yang sangat populer adalah kelahiran anak kembar (twin) yang berasal dari membelahnya telur yang telah dibuahi. Dan upaya popularisasi tentang efek kemajuan biologi terhadap kehidupan secara keseluruhan banyak dilakukan melalui film dan novel. Misalnya film Twin yang menceritakan dua anak kembar Junior dan Jack yang sangat berlawanan sifatnya. Junior adalah seorang anak laki-laki karena mendapatkan kecelakaan ternyata dapat hamil. Dan Jack bercerita tentang seorang anak yang mempunyai kromosom sehingga cepat sekali menua. Tema film ini masih sekitar bahaya makhluk ciptaan manusia yang disebut Frankenstein.
Berikut ini perlu disampaikan juga walau hanya secara sepintas untuk memahami lebih jauh rekayasa genetika:
1. Satuan kehidupan paling kecil menurut biologi disebut sel. Sel dapat hidup dalam suatu kultur jaringan. Makhluk sederhana seperti bakteri dapat terdiri dari satu sel. Sedangkan manusia terdiri dari milyaran sel. Di dalam sel terdapat dua bahan penting yang disebut inti dan sitoplasma. Informasi bawaan yang terdapat dalam satu sel atau suatu organisme disebut gen (gene). Gen merupakan inti dari sel yang berfungsi sebagai penentu dari kekhasan biologis. Sitoplasma adalah bahan di luar inti sel dan merupakan arena aksi terakhir dari gen serta dalam beberapa hal dapat menambahkan in put-nya sendiri kepada keseluruhan informasi bawaan dari sel induk ke anaknya. Muncul suatu pertanyaan; siapa yang membawa informasi genetik ke dalam sel?
Kode informasi genetik dibawa oleh asam nukleat yang biasa disebut DNA (deoxyribonucleicacid), yaitu suatu polimer yang strukturnya disebut ulir rangkap (double helix). Masing-masing ulir disusun oleh satuan molekul basa yang disebut adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guania (G). DNA dijumpai dalam semua sel dan tidak hanya dapat menfotokopi dirinya tetapi juga berfungsi cetakan atau blueprint untuk memproduksi RNA (ribonucleicacid). Hingga kini DNA dan RNA inilah yang diketahui sebagai senyawa yang mengkode informasi genetika. Umumnya DNA sel dijumpai dalam inti sel. DNA terorganisasi dalam kromosom, yaitu suatu komponen inti sel yang dapat diindra (terlihat) mengandung histon dan kumpulan DNA. Sebagai gambaran, DNA dalam sel mamalia tersusun lebih dari 3 milyar satuan nukleotida (panjangnya sekitar 2 meter, namun seperti ular yang dapat dibundel dalam satuan ruangan yang berukuran 1 mikron, atau sepersejuta meter).
2. Rekayasa genetika (genetic engineering) dalam pengertian yang luas meliputi setiap manipulasi atau modifikasi artifisial suatu proses pembawa sifat (heredity) dan reproduksi. Penyusunan sifat bawaan suatu organisme disebut genome yang hanya ditentukan oleh urutan-urutan empat nukleotida (suatu bahan yang disusun oleh basa nitrogen, pentosa/gula sederhana dan fosfat) dalam DNA. Dengan demikian ia meliputi banyak hal seperti seleksi artifsial, kontrol jenis seks melalui sperma, pengembangan ekstrauterin suatu embrio, kloning, dan pengembangan suatu organisme keseluruhan dari sel kultur. Namun dalam pengertian yang lebih sempit rekayasa genetika adalah manipulasi, modefikasi, sintesis dan replikasi artifisial DNA (atau molekul sejenis lainnya) dalam rangka merubah sifat organisme secara individual maupun suatu populasi organisme.
3. Teknik rekayasa genetika banyak dilakukan terutama bakteri. Misalnya memodifikasi gen bakteri agar bisa menghasilkan suatu obat. Hewan yang dinilai lebih kompleks seperti hewan mamalia yang satu tahap menuju kepada manusia juga pernah dirambah para ilmuwan biolog seperti kasus kloning. Maka masalah ini mempunyai nilai berita yang sangat tinggi diseluruh penjuru dunia sehingga majalah Time pada edisi 10 Maret 1997 menurunkan lapporan utamanya “Will there ever be another you?”, demikian juga Newsweek dengan laporan utamanya “Can we clone humans?” Di Indonesia, kasus kloning ini mendapat porsi pemberitaan yang cukup besardari media massa. Majalah Ummat, edisi 31 Maret 1997, membahas kasus kloning sebagai laporan utamanya. Rubrik sisipan dari majalah Warta Ekonomi, edisi 25 Maret 1997, menurunkan judul “Jurus kontroversial bioteknologi: Menggandakan manusia?”, demikian juga media massa lainnya. Kalau dibaca secara cermat, isi pemberitaaan kasus kloning ini mempunyai misi yang sama yaitu ada semacam ketakutan terhadap masa depan eksistensi umat manusia karena kemajuan iptek di bidang biologi.
Ketakutan manusia baik orang awam maupun para ahli terhadap perkembangan rekayasa genetika secara umum memunculkan suatu pertanyaan:
a. Dapatkah manusia meningkatkan stok genetiknya?
b. Dapatkah manusia menciptakan penyakit baru atau hama organisme lain?
Bagi orang beriman menanggapi masalah rekayasa genetika ini muncul suatu persoalan yang harus dicarikan solusinya, yaitu mencari batas antara hak dan tugas seorang makhluk dengan Sang Pencipta. Mana batas yang terlanggar dan mana yang tidak? Tentu ada tarik menarik yang sangat kuat terhadap wilayah tersebut khususnya tafsiran antara agamawan dengan ilmuwan. Dalam kasus kloning, hampir semua agamawan menolak termasuk ilmuwan (biolog) Munawar Anees yang secara tegas mengatakan mubazir untuk melakukan kloning terhadap manusia. Dalam masalah ini diperlukan keterbukaan dari berbagai pihak untuk menghargai masing-masing wilayah untuk memutuskannya. Ini barangkali yang disebut al-Quran bahwa Allah Swt akan menunjukkan jalan bagi mereka yang bersungguh-sungguh (jihad) di jalan-Nya.
__________________
Dr. Chairil Anwar, Islam dan Tantangan Kemanusiaan Abad XXI. Hlm: 9-14. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI), 2000.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar