Seorang pembaca bisa saja lebih "fasih" dalam mengkaji objek (penelitian)-nya dari pada si empunya (baca: pengarangnya).

Dari Mbah Hasyim Asy’ari sampai ‘Aly bin Abi Thalib

Kaitan Historis Sanad Para Guru

Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, sebuah manhaj al-fikr yang disandarkan kepada Abu Hasan al-Asy’ari yang lahir pada tahun 280 H dan wafat tahun 324 H. Setelah keluar dari paham Mu’tazilah, Beliau dikenal dengan pemikirannya yang tawassuth, tasamuh, tawazun, dan i’tidal. Salah satu murid Abu Hasan al-Asy’ari adalah Abu Abdillah al-Bahili. Jika kita runtut, dari al-Bahili dan seterusnya akan sampai kepada KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul ‘Ulama (NU), berikut mata rantai (sanad) selengkapnya:
  1.  Abu al-Hasan al-Asy’ari punya murid Abu Abdillah al-Bahili 
  2. Al-Bahili diteruskan oleh muridnya, Abu Bakar al-Baqilani 
  3. Al-Baqilani punya murid Abd al-Malik al-Juwaini (Imam Haramain)
  4. Imam Haramain punya murid Abu Hamid Muhammad al-Ghazali
  5.  Al-Ghazali diteruskan muridnya, Abd al-Karim al-Syahrastani
  6.  Al-Syahrastani wafat, dilanjutkan oleh Muhammad bin Umar Fakhruddin al-Razi
  7.  Al-Razi wafat, dilanjutkan oleh Adluddin al-Ijy
  8. Al-Ijy wafat diteruskan muridnya, yaitu Muhammad al-Sanusi 
  9. Al-Sanusi wafat diteruskan lagi oleh muridnya al-Bajuri
  10.  Dari al-Bajuri berlanjut ke al-Dasuqi; yang punya Umm al-Barohim
  11.  Al-Dasuqi punya murid Zaini al-Dahlan
  12. Zaini al-Dahlan punya murid kiai-kiai Indonesia antara lain Syaikh Mahfudz Termas
  13. Syaikh Mahfudz punya murid KH. Hasyim Asy’ari

Jika kita teruskan ke atas, Abu Hasan al-Asy’ari berguru kepada seorang Mu’tazilah, yakni:
  1.  Abu Ali al-Juba’i
  2.  Al-Juba’i murid dari bapaknya sendiri, Abu al-Hasyim al-Juba’i
  3.  Abu al-Hasyim murid dari Abu al-Hudzail al-Allaf
  4.  Al-Allaf murid dari Ibrahim al-Nadhdham
  5.  Ibrahim al-Nadhdham murid dari Amru bin Ubaid (pencipta ilmu balaghah)
  6.  Amru bin Ubaid murid dari Washil bin Atha’, pendiri Mu’tazilah
  7.  Washil adalah murid dari Muhammad bin Sayyidina ‘Aly bin Abi Thalib dari Ibu Khaulah bin Ja’far al-Hanafiyah.
  8.  Dari garis ini kemudian sampai kepada Sayyidina ‘Aly bin Abi Thalib Ra, menantu Rasulullah Saw.

_____________________
Prof. Dr. Said Aqiel Siradj, Kiyai Menggugat, hal: 59. Jakarta:  Pustaka Ciganjur, 1999.
Sumber: Tiras No. 3/Thn. II/15 Februari 1996; Warta, Juli 1997, DUTA, 30 Januari 1999.

4 komentar:

  1. Waah... ternyata Sang Guru ini Sanadnya sampai kepada Syaidina Ali Bin Abi Thalip salah seorang SAHABAT Rosul SAW.
    SALUT Kpada Beliau..

    BalasHapus
  2. iya.. sahabat dan menantu Rasulullah Saw..

    BalasHapus
  3. kang, sanad para guru, dari KH Hasyim As'ary berguru kepada syech kholil bangkalan kemudian syech kholil bangkalan berguru kepada syech nawawi albantani, lalu syech nawawi albantani berguru kepada siapa lagi kang!!!

    BalasHapus
  4. kang,,, ko ada pendiri madzhab mu'tazilahnya ya? bisa de jelaskan tidak mengapa hal ini bisa terjadi? ahlussuna dengan mu'tazilah setahu saya sangat bertentangan...

    BalasHapus


Ar Yu ReDEY..?!