Seorang pembaca bisa saja lebih "fasih" dalam mengkaji objek (penelitian)-nya dari pada si empunya (baca: pengarangnya).

al-Hanifiyyah: Millah Ibrahim As?

Kata Hanifan diulang 10 kali dalam al-Quran, sedangkan kata Hunafa diulang 2 kali. Sebagian ayatnya diturunkan di Mekkah dan sebagian yang lain di Madinah. Posisi penting agama Hanif terletak pada  titik pertemuan (halaqah) dalam masa transisi dari pra-Islam menuju masa Islam.
Para pengikut agama Hanif disebut al-Hunafa. Sedangkan kata al-Hanafu berarti jauh dari kesesatan dan condong kepada kelurusan. Setiap orang Arab yang melakukan ibadah haji atau berkhitan dinamakan Hanif untuk mengingatkan bahwa ia menganut agama Nabi Ibrahim As. Sebagian orientalis berpendapat, kata Hanafa berasal dari bahasa Ibrani, yaitu Tahniyus atau dari kata Hanafa yang berarti at-Tahannus (beribadah dalam waktu beberapa malam).1

Siapakah Para Hunafa itu?
Sejarahwan Kristen Palestina, Sozomenos, mengemukakan kepada kita bahwa pada awal abad kelima beberapa orang arab di Suriah telah menemukan kembali apa yang mereka sebut agama asli Ibrahim, yang berkembang sebelum Tuhan menurunkan Taurat atau Injil dan, dengan demikian, bukan Yahudi atau Kristen. Tidak lama sebelum Muhammad menerima panggilan kenabiannya sendiri (610 M) ....... Tiga diantara empat hanif itu cukup dikenal oleh generasi pertama muslim: Ubaidillah ibn Jahsy, keponakan Muhammad; Waraqah ibn Naufal, yang akhirnya beragama Kristen; dan Zaid ibn Amr, paman Umar bin Khattab.


Ada sebuah kisah bahwa pada suatu hari, sebelum meninggalkan Makkah menuju Suriah dan Irak untuk mencari agama Ibrahim, Zaid berdiri di sisi Ka'bah, bersandar ke bangunan suci itu dan berkata kepada orang Quraisy yang sedang melakukan ritus mengelilinginya dengan cara yang sudah dilakukan sejak lama:

“Wahai Quraisy, demi yang jiwa Zaid berada di tangan-Nya, tak ada seorang pun dari kalian yang mengikuti agama Ibrahim kecuali aku.”

Kemudian dengan sedih dia menambahkan:
“Ya Tuhan, andaikan aku tahu bagaimana Engkau disembah, niscaya aku akan menyembah-Mu dengan cara itu; namun aku tidak tahu.”2

Akan tetapi, menurut Dr. Jawad Ali, para Hunafa tidak dalam satu kecenderungan, tetapi mempunyai langkah yang berbeda-beda. Karena itu, kita tidak dapat mengatakan bahwa agama Hanif merupakan sekelompok sempalan yang menganut sebuah agama seperti Yahudi atau Nasrani. Lembar yang menyamakan mereka adalah penolakan untuk menyembah berhala dan mencari agama Nabi Ibrahim As. yang hanif.3
Sebagian disandarkan kepada pemeluk agama Nabi Isa As, seperti Qus bin Sa’adah al-Iyadi dan ‘Usman bin Harits (al-Huwairits) al-Qurasyi. Tetapi mayoritas para peneliti menegaskan bahwa para Mutahannifin, meskipun tidak tergambar dalam pemikiran atau keyakinannya, menolak agama Yahudi dan Nasrani.

Dalam sebuah riwayat dijelaskan, ketika ‘Usman bin Huwairits memeluk agama Nasrani, Imperium Romawi Byzantium mengirimnya ke Mekkah untuk menjadi raja di sana. Dari sinilah mereka mengharapkan agar Mekkah mengikutinya sebagaimana negeri-negeri Ghassan mengikutinya, tetapi orang Quraisy menolaknya bahkan membunuh Usman bin Huwairits dan berkata: “Sesungguhnya suku Quraisy adalah suku yang jantan, tidak menguasai dan tidak dikuasai.” Hal ini berkait dengan rasa nasionalisme yang dimilikinya. Inilah yang tidak memungkinkannya menganut agama lain. Mereka memiliki agama tersendiri yang merdeka.4
Yang patut diperhatikan adalalah, dikalangan suku Quraisy ada beberapa Hunafa (al-Ahnaf); sebagian sejarahwan menguatkan hal itu bahwa agama Hanif sudah ada sejak dulu, yaitu sejak Qushay, kakek Nabi Muhammad Saw. dan pendiri negara Quraisy di Yatsrib. Ia mengumpulkan kaumnya pada sebuah perayaan (yaum al-‘Arubah), mengingatkan kepada mereka tentang keagungan tanah haram, memberi kabar tentang akan datangnya seorang Nabi dari kalangannya dan melarang untuk menyembah berhala. 5 
Tokoh penyair yang terkenal dari golongan al-Hunafa (al-Anhaf), di antaranya adalah: Umaiyah bin Abi Shalt, Zuhair bin Abi Sulma, Nabighah al-Dzubyani, dan Amir bin Dharb.
Persoalan agama Hanif tidak hanya terbatas di kalangan suku Quraisy saja. Ada beberapa bukti banyaknya para pemeluk agama Hanif di Yaman, seperti: Qus bin Sa’adah al-Iyadi, Arbab bin Riab, Asad bin Abi Yakrab al-Humairi, Waki’ bin Salmah bin Zahrah al-Iyadi, Saif bin Dzi Yazin, Khalid bin Sannan bin Ghaits al-Abasi, Abdullah al-Qudhai, Allaf bin Syihab al-Tamimi, Qais bin Ashim bin Tamim, Afif bin Ma’di Karb dari kerajaan Kindah, dan beberapa nama lain dari Yaman.6

Kapan Agama Hanif Muncul?
Agama Hanif tidak muncul menjelang Islam, tetapi jauh sebelumnya. Dr. Sayid Abdul Aziz Salim mengatakan, Ka’ab bin Lu’ai, salah satu kakek Nabi Muhammad, adalah seorang penganut agama Hanif.7 Hal tersebut menguatkan pandangan tentang menyebarnya agama Hanif di kalangan suku Quraisy. Sedangkan antara Qushay dan kedatangan Islam ada rentang waktu sekitar 200 tahun. Ini adalah rentang waktu yang tidak mungkin dikatakan sebagai ‘beberapa saat sebelum Islam.
Jika kita sandarkan demikian, maka antara Ka’ab dan Qushay masih ada dua kakek Nabi, yaitu Murrah dan Kilab, padahal hipotesis jarak antara dua generasi yang mengiringinya, menurut perkiraan Ibn Khaldun dalam kitab Muqaddimah, sekitar 40 tahun. Dengan begitu menjadi 80 tahun. Hal itu secara sederhana berarti: jarak antara kehanafiahan Ka’ab dan diutusnya Nabi Muhammad adalah sekitar 3 abad!
_________________________
1 Abu al-Qasim Husein bin Muhammad / al-Raghib al-Asfihani, al-Mufradat fi Gharib al-Quran, diedit oleh Muhammad Sayid Kailani, materi “Hanafa”. Mesir: Syirkah wa Mathba’ah Musthafa al-Babi al-Halabi wa Auladahu, 1381 H/1961 M.
2 Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, hal: 165. Bandung: Mizan 2006.
3 Dr. Jawad Ali, al-Mufashshal fi al-Tarikh al-‘Arab Qabla al-Islam, hal: 458.
4Burhanuddin Dallau, Jazirah al-‘Arab Qabla al-Islam, hal: 240.
5 Syaikh Ahmad Fahmi, dalam catatan pinggir di kitab al-Milal wa al-Nihal karangan al-Syahrasytani, hal: 331-332
6 Izzuddin Kasysyar, al-Yaman Din wa Dunya, dalam pasal “Zhahirah al-Hunafa fi al-Yaman, hal: 125.

7 Dr. Sayid Abdul Aziz Salim, Dirasat fi Tarikh al-‘Arab Qabla al-Islam, hal: 438. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ar Yu ReDEY..?!