Seorang pembaca bisa saja lebih "fasih" dalam mengkaji objek (penelitian)-nya dari pada si empunya (baca: pengarangnya).

Iblis: "Apa Hikmahnya?"


Diriwayatkan bahwa Iblis berkata: ”Aku mengakui bahwa Allah adalah Pencipta dan Tuhan seluruh makhluk. Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa—kekuasaan dan kehendaknya tidak terbatas dan tidak ada yang dapat menghalangi-Nya. Apabila Dia menghendaki sesuatu cukup berfirman: ‘Jadilah, maka terjadilah.’ Dia yang Maha Bijaksana karena kebijaksanaan-Nya .” Berikut tujuh pertanyaan yang dikemukakan oleh Iblis:


Pertama, Dia Maha Mengetahui sebelum Dia menciptakan aku, dan mengetahui apa yang akan ku perbuat serta akibat dari perbuatanku. Tetapi, mengapa Dia masih menciptakan aku? Dan apa hikmahnya Dia menciptakan aku?!

Kedua, Allah telah menciptakan diriku sesuai dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, mengapa aku masih diperintahkan untuk mengenal dan mentaati-Nya? Apa hikmahnya beban ini, sedang bagiku tidak ada gunanya ketaatan dan tidak merusak kemaksiatanku bagi Allah?!

Ketiga, karena Allah telah menciptakan diriku dan memerintahkan aku mentaati-Nya, aku telah memenuhi perintah-Nya dengan mengenal dan mentaati-Nya. Namun kenapa aku diperintah lagi untuk bersujud kepada Adam? Maka apa hikmahnya perintah khusus ini, padahal tidak ada gunanya pengenalanku dan ketaatanku kepada-Nya?!

Keempat, Allah menciptakan dan memerintahkanku secara umum. Kenapa aku masih dibebani perintah khusus, dan kalau aku tidak bersujud kepada Adam kenapa aku dikutuk dan dikeluarkan dari surga? Apa hikmahnya sedang aku tidak berbuat jahat terkecuali aku hanya mengatakan tidak akan sujud melainkan kepada Allah semata?!

Kelima, Allah telah menciptakan diriku, kenapa aku dikutuk dan tidak diberikan kesempatan sebagaimana kesempatan yang diberikan kepada Adam masuk ke dalam surga untuk kedua kali? Aku akan memperdayanya seperti aku telah berhasil memperdayanya dengan memakan buah kayu yang terlarang dan dikeluarkan dari surga bersama dengan aku. Apa hikmahnya aku dilarang masuk surga sehingga Adam terhindar dari gangguanku dan kekal di dalam surga?!

Keenam, Allah telah menciptakan diriku, mengutuk dan mengeluarkan aku dari surga karenanya terjadi permusuhan antara aku dan Adam. Kenapa kepadaku diberi kekuasaan untuk mengganggunya, sehingga aku melihatnya dan dia tidak melihat aku, aku dapat memperdayanya dan dia tidak dapat memperdayai aku? Apa hikmahnya mereka diciptakan dalam keadaan suci dan mereka hidup suci, menaati Allah dan sangat berhati-hati, padahal aku lebih layak menerima semua itu?!

Ketujuh, aku menerima semua itu, Allah menciptakan diriku dan kalau aku tidak menaati-Nya aku dikutuk dan diusir, karena itu diberi kesempatan kepadaku untuk masuk surga, tetapi kalau aku mengerjakan sesuatu kesalahan maka aku dikeluarkan dari surga dan dibangkitkan permusuhan dengan umat manusia. Dan kenapa aku diberi hidup lebih lama?1 Apa hikmahnya aku dikutuk dan Adam hidup tenang, apakah keberadaanku menjadi bencana bagi alam semesta?! Apakah hukum alam berlaku atas kebaikan dan kejahatan?!

Kemudian Iblis berkata: “inilah alasan-alasan kepada setiap masalah yang dikemukakan di atas.”

Demikianlah bentuk perdebatan (Iblis dan Adam) yang pernah disampaikan kepada Nabi Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Syu’aib, Musa, Isa dan Muhammad. Kepada mereka diajukan pertanyaan sebagaimana yang pernah diajukan oleh Iblis dalam memperlihatkan kekeliruannya. Semuanya kembali kepada keingkarannya terhadap perintah Allah. Wa Allahu A’lamu.

_______________________
1 Lihat: Qs al-A’raaf  [7]:14 dan Qs al-Hijr [15]:37-38
* Sumber: Muhammad ibn Abd al-Karim al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, alih bahasa: Prof. Asywadie Syukur, Lc., hlm: 6-8. Surabaya: PT Bina Ilmu, 2006.

2 komentar:


Ar Yu ReDEY..?!